The ANALISIS KESALAHAN SISWA MTs DALAM MENYELESAIKAN SOAL HOTS BERDASARKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
https://doi.org/10.35974/jpd.v7i2.3294
Kata Kunci:
Analisis Kesalahan, Soal HOTS, Kemampuan Penalaran Matematis.Abstrak
Kemampuan penalaran merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa melalui proses berpikir tingkat tinggi untuk menyelesaikan permasalahan. Namun, siswa belum mampu menyelesaikan permasalahan yang menuntut untuk berpikir tingkat tinggi dan siswa juga belum mampu mengkaji masalah yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan dan faktor penyebab siswa melakukan kesalahan yang dilakukan siswa MTs dalam menyelesaikan soal HOTS berdasarkan kemampuan penalaran matematis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Subjek penelitian ini adalah 2 siswa dengan kemampuan penalaran matematis kategori tinggi, 2 siswa dengan kategori sedang, dan 2 siswa dengan kategori rendah. Instrumen penelitian terdiri dari peneliti sendiri dan soal tes sebagai instrumen utama yang diikuti oleh pedoman wawancara dan alat perekam. Pengumpulan data dilakukan dengan tes tulis dan wawancara. Teknik pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi waktu, yaitu pemberian STKPM1 dan STKPM2 dalam waktu yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang berkemampuan tinggi mampu menyelesaikan soal HOTS dengan benar tanpa ada kesalahan, siswa yang berkemampuan sedang memiliki kesalahan dalam melakukan manipulasi matematika, menyusun bukti atau memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dan menarik kesimpulan dari pernyataan. Faktor yang menjadi penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut adalah siswa kurang memahami masalah yang diberikan dan keliru dalam melakukan perhitungan. Sedangkan siswa yang kemampuan kategori rendah memiliki kesalahan dalam mengajukan dugaan, melakukan manipulasi matematika, menyusun bukti atau memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dan menarik kesimpulan dari pernyataan. Faktor yang menjadi penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut adalah tidak memahami masalah yang diberikan.
Unduhan
Referensi
Abosalem, Y. (2016). Assessment Techniques and Students’ Higher-Order Thinking Skills. International Journal Of Secondary Education, 4(1): 1-11. DOI:10.11648/j.ijsedu.20160401.11
Adhiyanti, E, dkk. (2019). Deskripsi Kemampuan Penalaran Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika Pada Materi Aritmatika Sosial. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 90-103.
Amalia, D dan Widia H. (2020). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS Berdasarkan Kemampuan Penalaran Matematis. Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika, 4(1), 219-236.
Hendriana, H, dkk. (2017). Hard Skills dan Soft Skill Matematik Siswa. Bandung: PT Refika Aditama.
Hidayanti, A dan Suryo W. (2015). “Proses Penalaran Matematika Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Pada Materi Pokok Dimensi Tiga Berdasarkan Kemampuan Siswa Di SMA Negeri 5 Kediri”. Jurnal Math Educator Nusantara, 1(2): 131-143.
Kemdikbud. (2016). Panduan Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Dirjen Pendidikan Menengah Kemdikbud.
Kemendikbud, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
Kemendikbud. (2019). Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skills. Jakarta: Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan.
Kusumaningtyas, N, dkk. (2022). Kemampuan Penalaran Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika pada Saat Pembelajaran Daring. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(1), 107-119.
Masykur dan Abdul Halim Fathani. (2008).Mathematical Intelligence (Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Mauliandri, R dan Kartini. (2020). Analisis Kesalahan Siswa Menurut Kastolan dalam Menyelesaikan Soal Operasi Bentuk Aljabar Pada Siswa SMP. AXIOM: Jurnal Pendidikan dan Matematika, 9(2), 107-123.
Melin, K, dkk. (2015). Profil Kemampuan Penalaran Siswa dalam Memecahkan masalah Soal Cerita Barisan dan Deret Aritmatika di Kelas X SMA Negeri 2 Palu. Jurnal Pendidikan Matematika. 4(2): 177-189.
Mualifah, A. N dan Agung L. (2014). Profil Penalaran Siswa dalam Pemecahan Masalah Open Ended Ditinjau dari Kemampuan Matematika. MATHEdunesa: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 3(3), 9-16.
National Council of Teacher of Mathematics (NCTM). (2000). Principles and Standarts for School Mathematics. Reston: NCTM.
Safitri, A. M, dkk. (2018). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP pada Materi Segitiga dan Segiempat. Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif (JPMI), 1(4), 759-764.
Saraswati, P. M. S dan Gusti N. S. A. (2020). Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Menyelesaikan Soal HOTS Mata Pelajaran Matematika. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 4(2), 257-269.
Simalango, M. M, dkk. (2018). Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal PISA pada Konten Change and Relationship Level 4, 5, dan 6 di SMP N 1 Indralaya. Jurnal Pendidikan Matematika, 12(1), 43-58.
Suryosubroto. (2010). Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ulva, S. (2020). Analisis Soal Tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam Soal Ujian Nasional (UN) IPA Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 1 Batipuh Tahun Ajaran 2018-2019. Skripsi. tidak dipublikasikan. Tarbiyah IAIN Batusangkar.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Padegogik
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang mempublikasikan naskahnya di jurnal ini menyetujui hal-hal berikut:
- Hak cipta tetap pada penulis, penulis memberikan kepada jurnal hak penerbitan pertama dan sekaligus melisensi karyanya mengikuti Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi karya dengan penghargaan terhadap hak kepenulisan dan penerbitan pertama di jurnal ini.
- Penulis bisa mengikuti kontrak tambahan lain untuk distribusi non-ekslusif bagi karyanya tersebut (contoh: mempostingnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan penghargaan terhadap penerbitan pertama di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusi atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih banyak dari karya yang diterbitkan. (Lihat The Effect of Open Access).