PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN OLEH PERAWAT DI RUMAH SAKIT BANDAR LAMPUNG
https://doi.org/10.35974/jsk.v6i1.2280
Kata Kunci:
Budaya keselamatan pasien, Perawat, PenerapanAbstrak
Pemberi layanan kesehatan harus mengutamakan keamanan pasien sebagai perioritas. Sebagai tenaga
kesehatan dengan jumlah terbesar, perawat mempunyai andil besar dalam meningkatkan budaya
keselamatan pasien di rumah sakit. Penting untuk mengkaji penerapan budaya keselamatan pasien pada
perawat, sehingga hasilnya dapat dijadikan acuan dalam melakukan perbaikan.Penelitian descriptive
comparative cross sectional design dilakukan kepada 50 responden perawat dari instalasi gawat darurat,
Hemodialisa, Instalasi pasien rawat jalan dan ruang operasi dengan menggunakan instrument Hospital
Survey of Patient safety Culture (HSOPCS) yang terdiri dari 12 dimensi. Uji statistic Mann Whitney
digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penerapan antara staff pelaksana dan incharge,
antara head nurse dan kepala ruangan.Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata respon positif dari 12
dimensi yang diberikan oleh staf pelaksana (74,6%). Ada 5 dimensi yang perlu di tingkatkan yaitu
persepsi tentang keselamatan pasien secara menyeluruh (70,5%), harapan dan tindakan manajer dalam
meningkatkan keselamatan pasien (65,7%), respon tidak menghukum terhadap kesalahan (48,6%),
staffing (70,5%) serta overan dan transisi (65,7%). Sementara incharge mempunyai nilai rata-rata (79,4
%). Ada 4 dimensi yang perlu ditingkatkan yaitu frekuensi pelaporan insiden(66,7%), persepsi tentang
keselamatan pasien secara menyeluruh (55,6%), harapan dan tindakan manajer dalam meningkatkan
keselamatan pasien (41,7%),dan staffing (66,7%). Pada head nurse nilai rata-rata respon positif dari 12
dimensi (76,7%). Ada 5 dimensi yang perlu ditingkatkan yaitu persepsi tentang keselamatan pasien secara
menyeluruh (62,5%), harapan dan tindakan manajer dalam meningkatkan keselamatan pasien (65,6%),
respon tidak menghukum terhadap kesalahan (50%), kerjasama tim antar unit (68,8%) serta overran dan
transisi (56,3%). Pada kepala ruangan nilai rata-rata respon positif dalam 12 dimensi (88,6%). Ada 1
dimensi yang perlu ditingkatkan yaitu respon tidak menghukum terhadap kesalahan (66,7%). Terdapat
perbedaan yang signifikan antara staf pelaksana dengan incharge, antara head nurse dengan kepala
ruangan dalam penerapan budaya keselamatan pasien. Dengan meningkatkan penerapan budaya
keselamatan pasien diharapkan perawat dapat memberikan perawatan yang komprehensif, berbasis
evidence dan berpusat pada kebutuhan pasien sehingga keselamatan pasien dirumah sakit dapat tercapai.
Kata Kunci: Budaya keselamatan pasien, Perawat, HSOPSC
Unduhan
Referensi
Undang Undang Republik Indonesia no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
Charles, K, McKee, L., & McCann, S. (2011), April 16). A Quest For Patient Safety Culture: Contextual Influences on Patient safety Performance, J Health Serve Res Policy, 57-64
Carthney, J., & Clarke, J. (2010). Implementing Human Factors in Healthcare. How to Guide
Cooper, C., & Clarke, S. (2003). Managing the Risk of Workplace Stress. London: RoutledgeCAHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture: user guide, 2016
Bates DWI, Boyle DL, Vander Vliet MB, Schneider J, Leape L. relationship Between Medication Errors and Adverse Drug Event. J Gen Intern Med. 1995 April; 10(4):199-205.s.
Biaggi, P., Peter, S., & Ulich, E. (2003). Stressor, Emotional Exhaustion, and Aversion to Patients in Residents and Chief Resident, Swiss Medical Weekly, pp.339-346
Bower,P., Campbell, S., Bojke, C., & Sibbald, B. (2003). Team Structure, Team Climate and Quality of Care in Primary Care an Observational Study. Quality anf Safety in Health care, 273-279
Brown, D. S., & Wolosin, R. (2013). Safety Culture Relationships with Hospital Nursing Sensitive Metrics. Journal for Healthcare Quality, 61-74.
Depkes RI. (2008). Panduan Nasional KeselamatanPasien Rumah Sakit (Patient Safety): Utamakan Keselamatan Pasien. Jakarta: Depkes RI.
El-jardarli, F., Dimassi, H., Jamal, D., Jaafar, M., & Hemadeh, N. (2011). Predictors and Outcomes of Patient Safety Culture in Hoepital. BMC Health service Researsh,9
Hawkins, C. T., & Flynn, L. (2015). Patient Safety Culture and Nurse-Reported Adverse Events in Outpatient Hemodialysis Units. Research and Theory for Nursing Practice: An International Journal, 53-65.
Indonesia, M. K. R. (2017) Peraturan menteri kesehatanRepublik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien Dengan. Indonesia. Available at: jdih.baliprov.go.id/produkhukum/download/12274
Kane, Robert,L., Shamliyan, T., Mueller, C.,Duval & Wilt, T.J. nurse Staffing and Quality of Patient Care: Evidence Report/Technology Assessment, no 151. Prepared for Agency for Health care Research and Quality (AHRQ). Rockville, MD: March, 2007; Pub no 07-E005;p.6. http://www.ncbl.nlm.nih.gov/pubmed/1776420
Kim, I. S., Park, M. J., Park, M. Y., Yoo, H., & Choi, J. (2013). Factors Affecting the Perception of Importance and Practice of Patient Safety Management among Hospital Employees in Korea. Asian Nursing Research, 26-32.
KKP RS. (2011). Laporan Insiden Keselamatan Pasien. Jakarta: KKP RS.
Kemenkes RI. (2011). Permenkes RI No.1691/Menkes/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Retrieved 11 23, 2015, fromhttp://202.70.136.86/bprs/uploads/pdffFiles/21%20PMK%20No.%201691%20tt g%20Keselamatan%20Pasien%20Rum ah%20Sakit.pdf
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (2015) Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP), Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta. Available at: www.pdpersi.co.id.
Sora, J., & Nieva, V. (2003). Hospital Survey on Patient Safety Culture. Quality and safe Health care. Hospital
Thomas, E., Sexton, J., Neilands, T., Frankel, A., & Helmreich, R. (2002). The effect of Executive Walk Rounds on Nurse Safety Climate Attitude: A randomized Trial of Clinical Units. BMC Health Serv Res
Yilmaz, Z., & Goris, S. (2015). Determinationof the patient safety culture among nurses working at intensive careunits. Pakistan Journal Of Medical Science, 597-601.WHO, (2014, June) 10 Fact On Patient Safety.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Ernawaty Siagian
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang mempublikasikan naskahnya di jurnal ini menyetujui hal-hal berikut:
- Hak cipta tetap pada penulis, penulis memberikan kepada jurnal hak penerbitan pertama dan sekaligus melisensi karyanya mengikuti Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi karya dengan penghargaan terhadap hak kepenulisan dan penerbitan pertama di jurnal ini.
- Penulis bisa mengikuti kontrak tambahan lain untuk distribusi non-ekslusif bagi karyanya tersebut (contoh: mempostingnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan penghargaan terhadap penerbitan pertama di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusi atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih banyak dari karya yang diterbitkan. (Lihat The Effect of Open Access).