PENGARUH PENGUKURAN SUHU TERMOMETER INFRARED MEMBRAN TIMPANI TERHADAP KENYAMANAN ANAK USIA PRA SEKOLAH
https://doi.org/10.35974/jsk.v1i01.20
Kata Kunci:
Anak usia prasekolah, Pengkuran suhu, Tingkat kenyamananAbstrak
ABSTRAK
Pendahuluan: Kenyamanan adalah keadaan psikis yang menyenangkan dan aman, terhindar dari rasa cemas dan takut. Pengukuran suhu merupakan hal yang penting untuk mengidentifikasi perubahan suhu tubuh pada status kesehatan anak pra sekolah. Pengukuran suhu yang nyaman diperlukan untuk meminimalkan kecemasan dan ketakutan pada anak usia prasekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengukuran suhu menggunakan termometer infrared membran timpani terhadap kenyamanan anak usia pra sekolah. Metode: Desain penelitian adalah quasi ekperimen untuk menilai pengaruh suatu perlakuan pada variabel independen terhadap variabel dependen. Populasi penelitian adalah anak usia pra sekolah di poli anak di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat. Sampel adalah consecutive sampling dangan sampel sebanyak 21. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh karakteristik usia dengan tingkat kenyamanan dengan menggunakan termometer infrared membran timpani, tidak terdapat hubungan jenis kelamin dengan tingkat kenyamanan,tidak terdapat hubungan pengalaman dirawat dengan tingkat kenyamanan. Diskusi: Saran diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya, yaitu tentang kenyamanan dalam pengukuran suhu pada anak pra sekolah dengan menambahkan variabel perancu dan mengukur sensitifitas alat.
Â
Kata kunci: Anak Usia Pra Sekolah, Pengukuran Suhu, Tingkat Kenyamanan
Â
ABSTRACT
Introduction: Comfort is a state of psychical wellbeing, safe and avoid from the anxiety and fear. The temperature measurement is essential to identify the changes in body temperature on the health status of pre-school age children. Comfortably temperature measurements is with minimizing anxiety and fear in pre-school age children. The purpose of this research was to determine the effect temperature measurement of infrared tympanic membrane thermometer to the comfort of pre-school age children. Method: The study design was a “Quasi-experimental” to asses the effect of independent variables on a dependent variable. The study of population was pre-school age in kid polyclinic in Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat. That there is used a consecutive sampling with sample size of 21. Result: Results there is a characteristic effect of age with a level of comfort with the use of infrared tympanic membrane thermometer, there was no correlation with the level of comfort gender, there was no correlation experience of being treated with a level of comfort. Discussion: Suggestion expected to be used as a reference in subsequent studies, ie about comfort in temperature measurement in pre-school children by adding confounding variables and measure the sensitivity of the tool.
Keywords: Pre-School Age Children, Measurement of Temperature, Degree of Comfort.
Â
Full printable version: PDF
Unduhan
Referensi
Avner, J.R (2009). Acute Fever. Pediatric in review, 30 (1), 5-13
Aries Wahyuningsih (2011). Kajian Stres Hospitalisasi terhadap Pemenuhan Pola Tidur Anak Usia Pra Sekolah di Ruang Anak RS. Baptis Kediri. Jurnal STIKES RS. Baptis Kediri Vol 4, no 2
Barton (2003) management of Fever in Infant and children. American Academy of Pediatrics, 7:59-65
Barraf, L.J (2008). Management of infant andchildren with fever without souce. Pediatric Annals, 37 (10), 673-679
Binadarma. (2002). Jurnal Psikologi Davie A & Amoore J. (2010). Best practice in the measurement of body temperature. Nursing Standard, 24 (42), 42-49
Dinarello & Gelfand (2005). Measuremental accuracy of fever by tympanic and axillary thermometry. Pediatr Emerg Care. 23: 9-16
Edelu BO, Ojinnaka NC, Ikefuna AN. (2011). Fever Detection in Under 5 Children in a tertiary health facility using the infrared tympanic thermometer in the oral mode. Italian Journal of Pediatrics, Vol 22
El-Radhi (2009).Clinical Manual of Fever in Children. Edition 9. Berlin: Springer_Verlag; 1-24
Hidayat A.A. (2008). Buku Saku Praktek Keperawatan Anak. Jakarta: ECG
Hockenberry & Wilson. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Kartono K. (1990). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: CV. Mandar Maju
Kolcaba. K (2003). Comfort Theory & Practice. New York: Springer Publisier
Mc Carthy dan Gilbert (2009). Descriptive Epidemiology Mortality and Morbidity of Health Indicator diseases In Hospitalized Children From West Jamaica. The American Society of Tropical Medicine an Hygiene. 80 (4). 596-600
Muscari (2005). Keperawatan pediatric, edisi 3. Jakarta: EGC
Myers, E.G. 1983. Social Psychology. Tokyo: McGraw Hill.
Nimah M., Bshesh K, Callhan D, Jacobs R. (2006). Infrared tympanic thermometry in comparison with ather temperature measurement techniques in febrile children. Jounal of Pediatric Critical Care Medicine, Vol 7
Purssel E, While A, Coomber B (2009). Tympanic thermometry – normal temperature and reliability. Pediatr Nurs. 21: 40-3
Sumaryoko. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: ECG.2008
Severo, R (2009). Play Eases The Fears of Hospitalized Children.
Supartini (2004). Buku Ajar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Thampson H.J. (2005). Fever a Concept Analysis. Journal of Advanced Nursing. 51 (5), 484-492.
Tomey, A.M & Alligood, M.R. (2006) Nursing
theory and .their work. (6th ed). St.Louis: Mosby Company
Warren B. (2007). Using Paracetamol before
Immunization: does it work?. Kai TiakiNursing New Zealand 13 (5),24-25
WHO. (2005). The training on integrated management of childhood illness (IMCI). Department of Child and Adolescent Health. Novartis Foundation For Suitainable Development.
Youngbult. (2010). Alternate Child Care, History of Hospitalization and Preschool Child Behavior. Nurs Res, 48, 29-34
By hacker mehmet parlak
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Debilly Boyoh, Elly Nurachman, Dyna Apriany
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang mempublikasikan naskahnya di jurnal ini menyetujui hal-hal berikut:
- Hak cipta tetap pada penulis, penulis memberikan kepada jurnal hak penerbitan pertama dan sekaligus melisensi karyanya mengikuti Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi karya dengan penghargaan terhadap hak kepenulisan dan penerbitan pertama di jurnal ini.
- Penulis bisa mengikuti kontrak tambahan lain untuk distribusi non-ekslusif bagi karyanya tersebut (contoh: mempostingnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan penghargaan terhadap penerbitan pertama di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusi atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih banyak dari karya yang diterbitkan. (Lihat The Effect of Open Access).